BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

5.29.2009

D. Konseling Individu

Konseling individu dilaksanakan dengan memanfaatkan ruang baca perpustakaan. Konselor menggunakan tempat tersebut mengingat tidak ada ruang khusus konseling di ruang BK. Konseli dengan proses konseling dalam beberapa kali pertemuan

· Nama konseli adalah Nikita

· Hari dan tanggal pelaksanaan yaitu kamis, 7 agustus 2008

· Latar belakang masalah konseli

Konseli berasal dari keluarga yang kurang mampu. Dia tinggal bersama ayah tiri dan ibu kandungnya. Ayah kandungnya sudah bercerai dengan ibunya sejak dia SD. Sejak dia memiliki Ayah tiri dia menjadi orang yang pemalu dan minder. Dia menganggap bahwa apa yang terjadi dalam dirinya tersebut karena dia memiliki ayah tiri sehingga dia menjadi pribadi yang tertutup.

· Pendekatan Teori Konseling

Dalam proses konseling individu ini, konselor menggunakan pendekatan RET. Alasan konselor menggunakan pendekatan ini karena melihat anggapankonseli yang menyalahkan ayah tirinya sebagai penyebab munculnya gejala perilaku yang salah pada diri konseli. Hal tersebut menurut konselor tidak logis.

· Diagnosis

Konseli kurang bisa memahami dirinya sendiri serta kurang bisa menempatkan diri dalam pergaulannya, jadi sikapnya yang pemalu dan minder bukan semata-mata karena ayah tirinya.

· Prognosis

Konseli harus bisa mencoba untuk belajar menerima keadaan dirinya apa adanya. Konseli juga harus mampu mencoba untuk menghilangkan rasa malu dan mindernya sedikit demi sedikit dengan cara misalnya belajar tampil di depan kelas ikut berorganisasi dan kegiatan lainya. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut dihadapan konseli akan lebih mudah mengenal lingkungannya sehingga dia bisa berinteraksi dengan mudah tanpa harus malu ataupun minder.

· Diskripsi Pelaksanaan Konseling

Pada awalnya konseli mengalami keraguan untuk mengungkapkan apa yang dialaminya pada konselor. Dengan kondisi konseli yang masih ragu tersebut, konselor berusaha untuk meyakinkan konseli bahwa konselor akan bersedia dengan terbuka memahami apa yang dialami oleh konseli serta menjaga kerahasiaannya. Dalam proses konseling ini konselor tetap berpedoman pada tanggung jawab dalam menerima permasalahan konseli dan tetap memegang asas kerahasiaan.

Ketika konseli sudah merasa yakin bahwa konselor siap menerima konseli dengan apa adanya, konselor akan menjaga kerahasiannya, konseli mulai mengungkapkan permasalahannya.

“Seandainya saya menceritakan semua yang saya hadapi. Apakah bapak bisa menyimpan apa yang saya ceritakan ? karena saya tidak ingin Pak semua teman-teman saya mengetahui tentang diri saya”

Dengan menatap mata konseli, konselor meyakinkan konseli. Posisi duduk konselor berhadapan dengan konseli.

“Saya menjamin bahwa teman-teman kamu tidak akan tahu tentang apa yang kamu ceritakan ini. Percayalah pada saya”

Konselor selalu berusaha mendengarkan dan memahami setiap tahap apa yang diungkapkan oleh konseli. Konseli sering mengungkapkan bahwa dirinya yang menjadi orang pemalu, orang yang minder dan kurang bisa bergaul karena ayah tirinya.

“Saya tidak akan menjadi seperti ini Pak, seandainya Ayah kandung saya masih ada. Dia bisa mendidik saya karena dia saying dengan saya. Saya ingin teman-teman saya bisa bergaul dengan saya, tetapi mereka sepertinya menjauhi saya. Saya sering minder bergaul dengan mereka. Semua itu karena saya memiliki ayah tiri.”

Konselor memberikan pengertian bahwa anggapan konseli tersebut tidak sepenuhnya benar. Konselor memberikan pengarahan agar konseli tidak menyalahkan Ayah tirinya sebagai penyebab munculnya masalah pada diri konseli, konselor menunjukkan kepada konseli bahwa menyalahkan diri sendiri maupun menyalahkan orang lain adalah sesuatu yang tidak rasional dan itu perlu dihindari. Konselor menunjukkan bahwa yang dialami konseli tersebut karena konseli yang jarang bergaul dengan terbuka dan apa adanya , konseli kurang bisa menempatkan diri dimana dirinya berada sehingga lingkungan bergaulnya kurang menerima dirinya. Jadi bukan semata-mata karena dia memiliki ayah tiri.

Konselor mangarahkan agar konseli belajar untuk tampil di depan kelas untuk sedikit demi sedikit menghilangkan rasa malu dan mindernya, konseli juga harus bisa menerima dengan apa adanya Ayah tirinya karena walau bagaimanapun Ayah tirinya sudah membantu meringankan beban ibunya dengan membantu mencari nafkah untuk keluarga. Konseli harus bisa menjaukan rasa benci dan prasangka buruk dirinya terhadap ayah tirinya karena itu hanya akan menimbulkan gangguan terhadap kepribadiannya.

Setelah mendengarkan saran serta arahan dari konselor, konseli memutuskan akan mulai mengubah sikap perilakunya agar tidak merasa minder dan malu, konseli juga akan berusaha untuk menerima Ayah tirinya dengan apa adanya.

“Saya yakin dan percaya bahwa bahwa kamu dapat membuat keputusan yang terbaik untuk keadaan kamu yang lebih baik”

“Terima kasih Pak. Saya akan selalu berusaha untuk mengubah sikap dan pandangan berpikir saya “

Sesudah konseli menentukan keputusan proses konseling ini dihentikan. Selanjutnya konseli di dalam pengawasan konselor sekolah.

C. Konseling Kelompok

Konseling ini dilaksanakan di ruang baca perpustakaan karena terbatasnya ruangan di ruang BK. Konseling ini dilaksanakan dengan beberapa konseling dengan permasalahan yang sama. Untuk mempermudah pengaturan waktu pelaksanaan maka konseling yang diikut sertakan adalah konseling yang berasal dari satu kelas dengan permasalahan yang sama. Konseling ini dilaksanakan dengan lima konseling yaitu:

1. fadilah

2. Ika

3. Watik

4. ida

5. Vita

· Latar belakang masalah konseli

Dari kelima konseli mereka memiliki latar belakang permasalahan yang hampir sama. Konseli tidak memiliki buku pegangan pada mata pelajaran tertentu yang mereka anggap sulit. Mereka pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Seperti misalnya pada pelajaran matematika konseli merasa kesulitan dan beberapa mata pelajaran yang lain mereka kurang bias mengikuti.

· Pendekatan teori konseling

Pada konseling kelompok ini, konselor menggunakan pendekatan CCT. Alasan konselor menggunakan pendekatan ini agar konseli mengungkapkan segala keluh kesahnya secara bebas sesuai dengan keinginan konseli.

· Diagnososis

Konseli mengalami kesulitan belajar. Selain karena kurang lengkapnya buku pegangan, mereka juga tidak konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

· Prognosis

Konseli diharapkan bisa melengkapi sumber buku pelajaran sebagai penunjang proses belajar mereka. Konseli juga harus rajin berlatih dan mencoba mata pelajaran yang bersifat menghitung seperti matematika maupun akuntasi.

· Diskripsi pelaksanaan

Konseling ini diawali penjelasan konselor mengenai jalannya proses konseling yang akan dilakukan. Posisi duduk adalah setengah lingkaran dengan menghadap konselor di depannya. Proses konseling kelompok ini menggunakan pendekatan CCT.

“ Baiklah, konseli yang saya hormati, pada konseling kita kali ini saya hanya sebagai fasilitator saja. Untuk selanjutnya mengenai pemecahan masalah semuanya bisa saling memberikan masukan sebagai alternative jalan keluar yang terbaik untuk kalian semua. Sekarang silahkan siapa yang akan mengungkapkan permasalahannya terlebh dahulu?”

Setelah konselor megawali konseling, selanjutnya konseli mengungkapkan permasalahan masing-masing. Masing-masing konseli secara berurutan mengungkapkan masalahnya konselor tidak langsung memberikan tanggapan tetapi menunggu sampai semua konseli selesai mengungkapkan permasalahannya. Konselor tetap aktif mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan oleh konseli. Setelah selesai mendengarkan apa yang disampaikan konseli, konselor menyampaikan kembali apa yang sudah diungkapkan konseli secara ringkas.

“ Saya sudah mendengar dan memahami apa yang anda sampaikan. Poin-poin penting yang anda kemukakan pada dasarnya adalah Anda semua mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Dengan beberapa penyebab antara lain buku yang tidak lengkap, kurang konsentrasi di kelas bahkan tidak suka dengan pelajarannya. Sekarang masalah siapa yang terlebih dahulu akan dibahas?

Ketika konselor selesai meringkas apa yang telah diungkapkan oleh semua konseli, selanjutnya secara bergantian menyampaikan saran masukan dari permasalahan yang mereka hadapi sebagai jalan keluar. Konseli pun menyadari bahwa cara belajar merekapun harus diperbaiki. Untuk mempermudah mereka memahami pelajaran. Disini tidak semua permasalahan dibahas karena dari beberapa konseli pada dasarnya memiliki kesamaan permasalahan.

Dalam konseling ini konselor memberikan kesempatan dan kebebasan kepada konseli untuk mengungkapkan perasaannya. Konselor menghormati setiap apa yang disampaikan oleh konseli. Karena hanya sebagai fasilisator maka konselor disini tidak mendominasi proses konseling. Semua keputusan dan jalan keluar dari permasalahan yang ada muncul dari konseli itu sendiri. Konselipun sangat antusias dan merasa terbuka dalam proses konseling ini. Hal tersebut dapat dilihat dari cara mereka yang mengungkapkan masalah dengan apa adanya, kemudian mereka saling memberikan tanggapan sesuai dengan apa yang mereka hadapi.

Pada akhir konseling, konselor menyampaikan kembali kesimpulan dari jalan keluar permasalahan mereka. Secara ringkas konselor menyampaikan poin-poin penting yang harus konseli lakukan sebagai wujud dari perubahan yang terjadi setelah konseli mengadakan konseling. Setelah selesai , konseli membuat kesepakatan bersama bahwa mereka akan mengadakan konseling selanjutkannya.Tetapi karena konselor praktikan mengalami keterbatasan waktu maka konseli tersebut selanjutnya di bawah pengawasan konselor sekolah.

0 komentar: